Memeluk Matahari
“Teroboslah” janganlah engkau malu padaku
saat terkuak dinding jendela kayu…
Menyebar sampai menembus ruang di hati
saat terkuak dinding jendela kayu…
Menyebar sampai menembus ruang di hati
sesungguhnya aku ingin pancaran sinarmu
bersemburat jauh di kedalaman jiwa menumbuhkan tunas tunas harapan yang pernah ku buang di sungai serayu…
bersemburat jauh di kedalaman jiwa menumbuhkan tunas tunas harapan yang pernah ku buang di sungai serayu…
“Menembuslah” di sela sela dinding jendela kayu
akan ku biarkan cahayamu memeluk sukmaku
hingga sampai meresap di kedua mataku
akan ku biarkan rambutku dihujani sinarmu
dan akan ku biarkan sejenak sekujur tubuhku
dalam pelukan kelembutan sinaran biru
akan ku biarkan cahayamu memeluk sukmaku
hingga sampai meresap di kedua mataku
akan ku biarkan rambutku dihujani sinarmu
dan akan ku biarkan sejenak sekujur tubuhku
dalam pelukan kelembutan sinaran biru
Matahariku yang merah menyala perenggut kabut pagi…membangunkan kidung kidung malam yang berkumandang di keremangan
melepaskan belenggu mimpi mimpi burukku selama itu..
melepaskan belenggu mimpi mimpi burukku selama itu..
Matahariku yang merah membakar tubuh tubuh hingga legam…memberikan segunung asa pada saat malam yang mulai tenggelam
dan melepaskan pakaian malam yang berwarna buram…
dan melepaskan pakaian malam yang berwarna buram…
Sungguh aku ingin mendekap pancaran warna cahayamu… Walaupun hanya sejenak waktu…
sebelum sinar wajahmu meninggalkan jendela kayu… Dan berlalu dari tempat dudukku didipan kayu
sebelum sinar wajahmu meninggalkan jendela kayu… Dan berlalu dari tempat dudukku didipan kayu
Sungguh
hatiku serasa rindu…pada pancaran sinar merahmu… Yang menerobos memeluk
jiwaku… Dan bangkitkan aku dari mimpi mimpi buruk selama itu
yang menjerat semangatku kala berkelana mencari rindu hingga menembus waktu…
yang menjerat semangatku kala berkelana mencari rindu hingga menembus waktu…
Karya : Rasull abidin , 27 jan 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar